Rabu, 01 Mei 2013

tren isu keperawatan anak dian husada


Trend dan Issue Keperawatan Anak
Tugas IKD III  dosen pembimbing:
Lutfiah Nur Aini,S.Kep.Ners

DISUSUN OLEH kelompok 2:




STIKES DIAN HUSADA MOJOKERTO
S1 KEPERAWATAN / 1B
Kampus A : Jl. Raya Jabon 40 Telp./Fax: (0321) 321121
Kampus B : Jl. Raya Teras 04 Telp./Fax: (0321) 324774



KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Beliau mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Tak ada kata yang lebih mulia selain ucapan rasa syukur karunia-Nya. Sehingga makalah “Trend dan issue keperawatan anak” ini dapat diselesaikan.
Makalah ini disajikan berdasarkan pengamatan dan penyeleksian dari berbagai sumber. Makalah  ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah semester II .Penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
  1. Bapak Yulianto, S.Kep.,Ners.,M.M.Kes., selaku dirrktur Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada Mojokerto
  2. Ibu Linda Presti F, S. Kep., Ns., M.Kes selaku pembimbing akademik
  3. Ibu Lutfiah Nur Aini,S.kep.Ners selaku dosen pembimbing
  4. Semua teman – teman yang telah membantu serta memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
            Penyusun menyadari sesungguhnya bahwa makalah ini masih kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penyusun akan menerima dengan senang hati, segala kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.





Mojokerto , 23 Februari  2013


Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar belakang
Keperawatan anak merupakan hal yang patut dibahas, karena pada masa kanak-kanak banyak hal yang dapat mempengaruhi pola pikir bahkan mempengaruhi perkembangan anak.
Selain itu trend dan isu yang berkembang dalam masyarakat sangat beragam, mulai dari yang bersifat pembentukan moral, pelayanan kesehatan, sampai mengenai terapi trauma.

1.2     Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Trend?
2.      Apa yang dimaksud dengan Isu ?
3.      Apa yang dimaksud dengan keperawatan ?
4.      Apa yang dimaksud dengan trend dan isu keperawatan?
5.      Apa yang dimaksud dengan Anak ?
6.      Apa saja trend dan isu dalam keperawatan anak pada saat ini?

1.3     Tujuan
1.      Menjelaskan apa yang dimaksud dengan Trend .
2.      Menjelaskan apa yang dimaksud dengan Isu.
3.      Menjelaskan apa yang dimaksud dengan keperawatan.
4.      Menjelaskan apa yang dimaksud dengan trend dan isu keperawatan.
5.      Menjelaskan apa yang dimaksud dengan anak.
6.      Menjelaskan apa saja trend dan isu keperawatan anak pada saat ini.

1.4     Manfaat
Mahasiswa dapat mengetahui trend dan isu yang beredar dalam masyarakat tentang keperawatann anak. Kemudian mahasiswa dapat menyikapi trend dan isu tersebut. Sehingga hal tersebut dapat menunjang mahasiswa menjadi lebih baik dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap klien.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Pengertian trend
Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa, trend juga dapat didefinisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi pada saat ini yang biasanya sedang populer dikalangan masyarakat

2.2     Pengertian isu
Isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, ataupun tentang kritis.
Isu adalah sesuatu yang sedang dibicarakan oleh banyak orang namun masih belum jelas faktanya atau buktinya.

2.3     Pengertian keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan yang profesional, yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, dengan bentuk pelayanan yang mencakup biopsikososial-spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, masyarakat baik sehat maupun sakit dalam siklus kehidupan manusia (Lokakarya keperawatan nasional(1983))

2.4     Pengertian trend dan isu keperawatan
Trend dan isu keperawatan adalah sesuatu yang sedang dibicarakan banyak orang tentang praktek/ mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta maupun tidak, trend dan isu tentunya menyangkut tentang aspek legal dan etis keperawatan.
Setelah tahun 2000, dunia khususnya bangsa Indonesia memasuki era globalisasi, pada tahun 2003 era dimulainya pasar bebas ASEAN dimana banyak tenaga professional keluar dan masuk ke dalam negeri. Pada masa itu mulai terjadi suatu masa transisi/pergeseran pola kehidupan masyarakat dimana pola kehidupan masyarakat tradisional berubah menjadi masyarakat yang maju. Keadaan itu menyebabkan berbagai macam dampak pada aspek kehidupan masyarakat khususnya aspek kesehatan baik yang berupa masalah urbanisaasi, pencemaran, kecelakaan, disamping meningkatnya angka kejadian penyakit klasik yang berhubungan dengan infeksi, kurang gizi, dan kurangnya pemukiman sehat bagi penduduk. Pergeseran pola nilai dalam keluarga dan umur harapan hidup yang meningkat juga menimbulkan masalah kesehatan yang berkaitan dengan kelompok lanjut usia serta penyakit degeneratif.
Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi peningkatan kesempatan untuk meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan pendapatan dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hukum dan menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu berpengaruh kepada pelayanan kesehatan dimana masyarakat yang kritis menghendaki pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang profesional. Keadaan ini memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat memenuhi standart global internasional dalam memberikan pelayanan kesehatan/keperawatan, memiliki kemampuan professional, kemampuan intelektual dan teknik serta peka terhadap aspek social budaya, memiliki wawasan yang luas dan menguasi perkembangan Iptek.
Namun demikian upaya untuk mewujudkan perawat yang professional di Indonesia masih belum menggembirakan, banyak factor yang dapat menyebabkan masih rendahnya peran perawat professional, diantaranya :
1)      Keterlambatan pengakuan body of knowledge profesi keperawatan. Tahun 1985 pendidikan S1 keperawatan pertama kali dibuka di UI, sedangkan di negara barat pada tahun 1869.
2)      Keterlambatan pengembangan pendidikan perawat professional.
3)      Keterlambatan system pelayanan keperawatan., ( standart, bentuk praktik keperawatan, lisensi )

Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia kesehatan akan berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi tercapainya tujuan kesehatan “ sehat untuk semua pada tahun 2010 “, maka solusi yang harus ditempuh adalah :
1)      Pengembangan pendidikan keperawatan.
Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam pengembangan perawatan professional, pengembangan teknologi keperawatan, pembinaan profesi dan pendidikan keperawatan berkelanjutan. Akademi Keperawatan merupakan pendidikan keperawatan yang menghasilkan tenaga perawatan professional dibidang keperawatan. Sampai saat ini jenjang ini masih terus ditata dalam hal SDM pengajar, lahan praktik dan sarana serta prasarana penunjang pendidikan.
2)      Memantapkan system pelayanan perawatan professional
Depertemen Kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun registrasi, lisensi dan sertifikasi praktik keperawatan. Selain itu semua penerapan model praktik keperawatan professional dalam memberikan asuhan keperawatan harus segera di lakukan untuk menjamin kepuasan konsumen/klien.
3)      Penyempurnaan organisasi keperawatan
Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat dan dinamis serta kemampuan mengakomodasi setiap kepentingan individu menjadi kepentingan organisasi dan mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya. Restrukturisasi organisasi keperawatan merupakan pilihan tepat guna menciptakan suatu organisasi profesi yang mandiri dan mampu menghidupi anggotanya melalui upaya jaminan kualitas kinerja dan harapan akan masa depan yang lebih baik serta meningkat.
2.5     Pengertian anak
Seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum menikah. Anak merupakan seseorang yang dilahirkan dalam suatu keluarga.

2.6     Trend dan isu keperawatan anak
2.6.1         Imunisasi
Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit infeksi dengan menyuntikkan vaksin kepada anak sebelum anak terinfeksi. Anak yang diberi imunisasi akan terlindung dari infeksi penyakit-penyakit .Yang dapat menyebabkan infeksi sebelum mikroorganisme tersebut memiliki kesempatanuntuk menyerang tubuh kita. Dengan imunisasi tubuh kita akan terlindungi dari infeksi begitu pula orang lain. Karena tidak tertular dari kita
v  Tujuan Imunisasi
Tujuan dari imunisasi adalah untuk menguranggi angka penderitaan suatupenyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkankematian pada penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat di hindari denganimunisasi yaitu:
1.      Hepatitis.
2.      Campak.
3.      Polio.
4.      Difteri.
5.      Tetanus.
6.      Batuk Rejan.
7.      Gondongan
·         Cacar air
·         TBC

v  Macam-Macam Imunisasi
1.      Imunisasi Aktif.
Adalah kekebalan tubuh yang di dapat seorang karena tubuh yangsecara aktif membentuk zat antibodi, contohnya: imunisasi polio ataucampak . Imunisasi aktif juga dapat di bagi dua  macam:
a.       Imunisasi aktif alamiah adalah kekebalan tubuh yang secara ototmatis di peroleh sembuhdari suatu penyakit.
b.      Imunisasi aktif buatanadalah kekebalan tubuh yang di dapat dari vaksinasi yang diberikan untuk mendapatkan perlindungan dari sutu penyakit.
2.      Imunisasi Pasif
Adalah kekebalan tubuh yang di dapat seseorang yang zat kekebalantubuhnya di dapat dari luar.Contohnya Penyuntikan ATC (Anti tetanusSerum).Pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contah lain adalah:Terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerimaberbagi jenis antibodi dari ibunya melalui darah placenta selama masakandungan.misalnya antibodi terhadap campak. Imunisasi pasif ini dibagi yaitu:
a.       Imunisai pasif alamiahAdalah antibodi yang di dapat seorang karena di turunkan olehibu yang merupakan orang tua kandung langsung ketika beradadalam kandungan.
b.      Imunisasi pasif buatan.Adalah kekebalan tubuh yang di peroleh karena suntikan serumuntuk mencegah penyakit tertentu

v  jenis-Jenis Imunisasi
1.      Imunisai BCG adalah prosuder memasukkan vaksin BCG yang bertujuanmemberi kekebalan tubuh terhadap kuman mycobakterium tuberculosisdengan cara menghambat penyebaran kuman.
2.      Imunisasi hepatitis B adalah tindakan imunisasi dengan pemberianvaksin hepatitis B ke tubuh bertujuan memberi kekebalan dari penyakithepatitis.
3.      Imunisasi polio adalah tindakan memberi vaksin poli (dalam bentuk oral)atau di kenal dengan nama oral polio vaccine (OPV) bertujuan memberikekebalan dari penyakit poliomelitis.Imunisasi dapat di berikan empatkali dengan 4-6 minggu.
4.      Imunisasi DPT adalah merupakan tindakan imunisasi dengan memberivaksin DPT (difteri pertusis tetanus) /DT (difteri tetanus) pada anak yang bertujuan memberi kekebalan dari kuman penyakit difteri,pertusis,dantetanus. Pemberian vaksin pertama pada usia 2 bulan dan berikutnya dengan interval 4-6 minggu.
5.      Imunisasi campak adalah tindakan imunisasi dengan memberi vaksin campak pada anak yang bertujuan memberi kekebalan dari penyakit campak. Imunisasi dapat di berikan pada usia 9 bulan secara subkutan,kemudian ulang dapat diberikan dalam waktu interval 6 bulanatau lebih setelah suntikan pertama . ( Asuhan neonatus bayi dan balita :98-101)

v  Mekanisme Imunisasi Dalam Proses PencegahanPenyakit
Imunisasi bekerja dengan cara merangsang pembentukan antibodi terhadaporganisme tertentu,tanpa menyebabkan seorang sakit

2.6.2         Atraumatic care
Atraumatic care atau asuhan yang tidak menimbulkan trauma pada anak dan keluarganya merupakan asuhan yang terapeutik karena bertujuan sebagai terapi pada anak. Dasar pemikiran pentingnya asuhan terpeutik ini adalah bahwa walaupun ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pediatrik telah berkembang pesat,tindakan yang di lakukan pada anak tetap menimbulkan trauma, rasa nyeri, marah, cemas, dan takut pada anak. Sangat di sadari bahwa sampai saat ini belum ada teknologi yang mengatasi masalah yang timbul sebagai dampak perawatan tersebut. Hal ini memerlukan perhatian khusus dari tenaga kesehatan, khususnya perawat dalam melaksanakan tindakan pada anak dan orang tua.
Beberapa buku penelitian menunjukkan bahwa lingkungan rumah sakit yang dapat menimbulkan trauma bagi anak adalah lingkungan fisik,tenaga kesehatan baik dari sikap maupun pakaian putih,alat-alat yang di gunakan,dan lingkungan sosial antar sesama pasein. Dengan adanya stresor tersebut di stress yang dapat di alami anak adalah gangguan tidur,pembatasan kreatifitas, perasaaan nyeri, dan suara bising, sedangkan di stress psikologis mencakup kecemasan, takut, marah, kecewa, sedih malu dan rasa bersalah.
Atraumatic care adalah bentuk perawatan terapeutik yang di berikan oleh tenaga kesehatan dalam tatanan pelayanan kesehatan anak,melalui penggunaan tindakan,yang dapat mengurangi distrek fisik maupun distrek psikologis yang di alami anak maupun orang tuannya. Autramatic care bukan satu bentuk intervensi yang nyata terlihat, tetapi memberi perhatian pada apa, siapa, di mana, mengapa, dan bagaimana, prosedur di lakukan pada anak dengan tujuan mencegah dan mengurangi stres fisik dan psikologis.
Asuhan yang terapeutik tersebut dapat dilakukan melalui tindakan pencegahan, penetapan diagnosis, pengobatan, dan perawatan baik pada kasus akut maupun kronis dengan intervensi mecakup pendekatan psikologis, misalnya menyiapkan anak dengan prosedur fisik, memberikan kesempatan pada orang tua untuk terlibat merawat anak dirumah sakit, dan menciptakan suasana / lingkungan rumah sakit yang aman bagi anak dan orang tua.
Satu hal yang harus jadi perhatian perawat adalah dampak lingkungan fisik rumah sakit dan perilaku petugas itu sendiri sering kali menimbulkan trauma pada anak. Lingkungan rumah sakit yang asing bagi anak dan orang tua dapat menjadi stresor. Demikian juga pakaian seragam tim kesehatan,yaitu baju seragam putih menjadi stresor bagi anak,sedangkan orang tua dapat menjadi stres apabila mendapat informasi yang mengejutkan tentang kondisi penyakit anaknya.
Dapat anda bayangkan bagaimana bila seorang perawat atau dokter anak datang pada pasien (anak dan keluarganya) untuk melakukan asuhan keperawatan, tetapi denngan wajah cemburut, masam, dan tidak ada sapaan ramah sedikitpun. Mungkin sebelum di lakukan tindakan anak sudah takut dan menangis bahkan tidak mau di dekati. Akan tetapi, bagaiman bila seorang perawat datang dengan wajah yang manis, tersenyum, dan sapaannya pada anak demikian menyenangkan, lemah lembut, sambil menawarkan mainan kecil yang menarik hati.
Dengan demikian,jelas lingkungan fisik dan psikososial rumah sakit dapat menjadi stresor bagi anak. Selain perilaku petugasnya,ruang perawatan untuk anak tidak dapat di samakan seperti orang dewasa. Ruangan tersebut memerlukan dekorasi dengan nuansa anak, seperti adanya gambar dinding berupa gambar binatang dan /bunga, tirai dan sprie, serta sarung bantal yang berwarna dan bercorak binatang atau bunga, cat dinding yang berwarna, serta tangga yang pegangannya berwarna cerah.

2.6.3         Terapi pijat anak-anak maupun bayi
    Salah satu hal paling menarik tentang Pijat adalah bahwa hal itu tidak terbatas pada orang-orang dari usia tertentu. Orang tanpa memandang usia dan jenis kelamin dapat menuai manfaat Terapi Pijat. Meskipun praktek ini umumnya digunakan oleh orang dewasa, orang tua dari Bayi yang lahir baru dan sedikit anak juga bergabung dengan barisan. Para orangtua secara aktif mencari bentuk terapi Alternatif dalam rangka untuk memastikan pendidikan yang tepat dari orang yang mereka cintai.
    Teknik-teknik untuk terapi pijat alternatif pada umumnya sama untuk bayi maupun Anak-anak. Namun, perbedaannya terletak pada penanganan yang tepat dan juga dalam besarnya manfaat yang mereka berikan untuk anak-anak dari berbagai usia.
a.       Pijat pada bayi
    Pijat bayi sangat membantu dalam meningkatkan fisik bayi, emosional, perkembangan mental dan sosial. Mereka menciptakan ikatan yang kuat antara orangtua dan anak sebagai bayi mendapat terkena rasa sentuhan lembut. Selain itu, sangat efektif dalam membantu bayi prematur berat keuntungan. Hal ini meningkatkan perkembangan motorik pada bayi yang terpajan kokain dan memfasilitasi fungsi pernapasan bayi mengalami asma. Bayi semacam itu menunjukkan keuntungan positif dalam perilaku dan penurunan hormon kecemasan dan stres.
    Bayi cenderung banyak menangis karena satu-satunya cara mereka mengekspresikan diri selama tahap awal masa bayi. Sebuah pijatan lembut dapat menenangkan bayi yang menangis dan juga meringankan setiap penyakit kolik, peredaran darah dan pencernaan. Selain itu, membantu orang tua baru menjadi nyaman dengan anak mereka sehingga merupakan situasi win-win untuk semua orang. Pijat sesi tiga puluh menit untuk bayi harus menjadi bagian dari rutinitas harian setiap orangtua.

b.      Pijat pada anak-anak
    Pijat anak berbeda dari bayi dalam banyak cara dan menawarkan banyak manfaat. Perhatian-deficit hyperactivity disorder juga dikenal sebagai ADHD, adalah gangguan kejiwaan yang cepat meningkat di kalangan anak-anak. Perkiraan umum menempatkan 3-7% dari semua anak usia sekolah dan remaja sebagai penderita ADHD. Studi telah membuktikan terapi pijat sebagai alat yang efektif untuk melawan gangguan ini. Sebuah penelitian baru mengungkapkan bahwa remaja laki-laki yang menerima 10-15 menit terapi alternatif pijat setiap hari menunjukkan peningkatan fokus dan terlalu kelelahan. Mereka juga dinilai sendiri lebih bahagia dan menunjukkan tanda-tanda luar biasa dari mood positif.
Manfaat Jangka Panjang Terapi Alternatif
    Manfaat lain jangka panjang dari terapi pijat pediatrik adalah bahwa hal itu merintangi setiap potensi masalah yang mungkin ditemui anak selama masa dewasanya. Marybetts Sinclair, salah satu pelopor di pijat pediatrik adalah seorang terapis pijat dan menulis tentang pengalaman sendiri tentang bekerja dengan orang dewasa. Dia mencatat bahwa banyak masalah orang dewasa mengalami bisa saja efektif ditangani dengan terapi pijat selama masa kecil mereka. Memicu poin dari luka masa kanak-kanak dapat menyebabkan nyeri dan kekakuan otot dalam kehidupan dewasa. Sebuah cedera lahir yang tak kunjung sembuh pada gilirannya dapat menyebabkan masalah struktural. Beberapa anak pergi melalui trauma emosional yang jika tidak ditangani mengikuti mereka dalam kehidupan dewasa mereka. Semua ini, menurut Sinclair, dapat dicegah melalui terapi pijat alternatif.

2.6.4         Pelayanan kesehatan bagi balita
1)      Pemantauan pertumbuhan balita dengan KMS
    KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.
    KMS-Balita menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk memantau tumbuh kembang anak, agar tidak terjadi kesalahan atau ketidak seimbangan pemberian makan pada anak.
KMS juga dapat dipakai sebagai bahan penunjang bagi petugas kesehatan untuk menentukan jenis tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan dan gizi anak untuk mempertahankan, meningkatkan atau memulihkan kesehatan- nya.
    KMS berisi catatan penting tentang pertumbuhan, perkembangan anak, imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak, pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI, pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas/ Rumah Sakit.
    KMS juga berisi pesan-pesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang tua balita tenta ng kesehatan anaknya (Depkes RI, 2000).
Manfaat KMS adalah :
·         Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI.
·         Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak
·         Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.
2)      Pemberian Kapsul Vitamin A
    Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata ( agar dapat melihat dengan baik ) dan untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya tahan tubuh, jaringan epitel, untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan infeksi lain.
    Upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak mengalami kekurangan terhadap Vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun. (Depkes RI, 2007)
Vitamin A terdiri dari 2 jenis :
·         Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi yang berusia 6-11 bulan satu kali dalam satu tahun
·         Kapsul vitamin A merah ( 200.000 IU ) diberikan kepada balita
Kekurangan vitamin A disebut juga dengan xeroftalmia ( mata kering ). Hal ini dapat terjadi karena serapan vitamin A pada mata mengalami pengurangan sehingga terjadi kekeringan pada selaput lendir atau konjungtiva dan selaput bening ( kornea mata ).
Pemberian vitamin A termasuk dalam program Bina Gizi yang dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan setiap 6 bulan yaitu bulan Februari dan Agustus, anak-anak balita diberikan vitamin A secara gratis dengan target pemberian 80 % dari seluruh balita. Dengan demikian diharapkan balita akan terlindungi dari kekurangan vitamin A terutama bagi balita dari keluarga menengah kebawah.
3)      Pelayanan Posyandu
    Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
    Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup :
a.       Penimbangan berat badan
b.      Penentuan status pertumbuhan
c.       Penyuluhan
d.      Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang, apabila ditemukan kelainan, segera ditunjuk ke Puskesmas.

4)      manajemen terpadu balita sakit
    Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara menyeluruh. MTBS bukan merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara menatalaksana balita sakit. Kegiatan MTBS merupakan upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di unit rawat jalan kesehatan dasar (Puskesmas dan jaringannya termasuk Pustu, Polindes, Poskesdes, dll).
    Bila dilaksanakan dengan baik, pendekatan MTBS tergolong lengkap untuk mengantisipasi penyakit-penyakit yang sering menyebabkan kematian bayi dan balita di Indonesia. Dikatakan lengkap karena meliputi upaya preventif (pencegahan penyakit), perbaikan gizi, upaya promotif (berupa konseling) dan upaya kuratif (pengobatan) terhadap penyakit-penyakit dan masalah yang sering terjadi pada balita. Badan Kesehatan Dunia WHO telah mengakui bahwa pendekatan MTBS sangat cocok diterapkan negara-negara berkembang dalam upaya menurunkan angka kematian, kesakitan dan kecacatan pada bayi dan balita.
    Kegiatan MTBS memliliki 3 komponen khas yang menguntungkan, yaitu:
a.       Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus balita sakit (selain dokter, petugas kesehatan non-dokter dapat pula memeriksa dan menangani pasien asalkan sudah dilatih).
b.      Memperbaiki sistem kesehatan (perwujudan terintegrasinya banyak program kesehatan dalam 1 kali pemeriksaan MTBS).
c.       Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah dan upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan kesehatan).


BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Trend dan isu keperawatan adalah sesuatu yang sedang dibicarakan banyak orang tentang praktek/ mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta maupun tidak, trend dan isu tentunya menyangkut tentang aspek legal dan etis keperawatan.
Trend dan isu keperawatan anak
1.      Imunisasi
Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit infeksi dengan menyuntikkan vaksin kepada anak sebelum anak terinfeksi. Anak yang diberi imunisasi akan terlindung dari infeksi penyakit-penyakit
2.      Atraumatic care atau asuhan yang tidak menimbulkan trauma pada anak dan keluarganya merupakan asuhan yang terapeutik karena bertujuan sebagai terapi pada anak
3.      Terapi pijat anak-anak maupun bayi
4.      Pelayanan kesehatan bagi balita

3.2  Saran
Dalam menyikapi tren dan isu keperawatan anak yang beredar, mahasiswa keperawatan harus mampu memberikan kemampuan terbaik dalam pelayanan kesehatan. Sehingga masyarakat lebih nyaman dan dapat menerima tren dan isu mengenai keperawatan anak untuk mendapat kesehatan yang lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA

Supartini, yupi.2004.buku ajar konsep dasar keperawatan anak.jakarta:EGC




Tidak ada komentar:

Posting Komentar