Trend dan
Issue Keperawatan Anak
Tugas IKD III dosen pembimbing:
Lutfiah Nur Aini,S.Kep.Ners
DISUSUN OLEH
kelompok 2:
STIKES DIAN HUSADA MOJOKERTO
S1 KEPERAWATAN / 1B
Kampus A : Jl. Raya Jabon 40
Telp./Fax: (0321) 321121
Kampus
B : Jl. Raya Teras 04 Telp./Fax: (0321) 324774
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang
telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan.
Tanpa pertolongan Beliau mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan
dengan baik. Tak ada kata yang lebih mulia selain ucapan rasa syukur karunia-Nya.
Sehingga makalah “Trend dan issue
keperawatan anak” ini dapat diselesaikan.
Makalah ini disajikan berdasarkan
pengamatan dan penyeleksian dari berbagai sumber. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
semester II .Penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
- Bapak
Yulianto, S.Kep.,Ners.,M.M.Kes., selaku dirrktur Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Dian Husada Mojokerto
- Ibu
Linda Presti F, S. Kep., Ns., M.Kes selaku pembimbing akademik
- Ibu
Lutfiah Nur Aini,S.kep.Ners selaku dosen pembimbing
- Semua
teman – teman yang telah membantu serta memberikan dukungan dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penyusun menyadari sesungguhnya bahwa makalah ini masih
kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penyusun akan menerima
dengan senang hati, segala kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah selanjutnya. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.
Mojokerto , 23 Februari 2013
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Keperawatan anak merupakan hal yang
patut dibahas, karena pada masa kanak-kanak banyak hal yang dapat mempengaruhi
pola pikir bahkan mempengaruhi perkembangan anak.
Selain itu trend dan isu yang berkembang
dalam masyarakat sangat beragam, mulai dari yang bersifat pembentukan moral,
pelayanan kesehatan, sampai mengenai terapi trauma.
1.2
Rumusan
masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan Trend?
2. Apa
yang dimaksud dengan Isu ?
3. Apa
yang dimaksud dengan keperawatan ?
4. Apa
yang dimaksud dengan trend dan isu keperawatan?
5. Apa
yang dimaksud dengan Anak ?
6. Apa
saja trend dan isu dalam keperawatan anak pada saat ini?
1.3
Tujuan
1. Menjelaskan
apa yang dimaksud dengan Trend .
2. Menjelaskan
apa yang dimaksud dengan Isu.
3. Menjelaskan
apa yang dimaksud dengan keperawatan.
4. Menjelaskan
apa yang dimaksud dengan trend dan isu keperawatan.
5. Menjelaskan
apa yang dimaksud dengan anak.
6. Menjelaskan
apa saja trend dan isu keperawatan anak pada saat ini.
1.4
Manfaat
Mahasiswa
dapat mengetahui trend dan isu yang beredar dalam masyarakat tentang
keperawatann anak. Kemudian mahasiswa dapat menyikapi trend dan isu tersebut.
Sehingga hal tersebut dapat menunjang mahasiswa menjadi lebih baik dalam
memberikan pelayanan kesehatan terhadap klien.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
trend
Trend adalah hal yang sangat mendasar
dalam berbagai pendekatan analisa, trend juga dapat didefinisikan salah satu
gambaran ataupun informasi yang terjadi pada saat ini yang biasanya sedang
populer dikalangan masyarakat
2.2
Pengertian
isu
Isu adalah suatu peristiwa atau kejadian
yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi pada masa mendatang, yang
menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum, pembangunan nasional,
bencana alam, ataupun tentang kritis.
Isu
adalah sesuatu yang sedang dibicarakan oleh banyak orang namun masih belum
jelas faktanya atau buktinya.
2.3
Pengertian
keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk
pelayanan yang profesional, yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan berdasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, dengan bentuk pelayanan
yang mencakup biopsikososial-spiritual yang ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok, masyarakat baik sehat maupun sakit dalam siklus kehidupan
manusia (Lokakarya keperawatan nasional(1983))
2.4
Pengertian
trend dan isu keperawatan
Trend dan isu keperawatan adalah sesuatu
yang sedang dibicarakan banyak orang tentang praktek/ mengenai keperawatan baik
itu berdasarkan fakta maupun tidak, trend dan isu tentunya menyangkut tentang
aspek legal dan etis keperawatan.
Setelah tahun 2000, dunia khususnya bangsa Indonesia
memasuki era globalisasi, pada tahun 2003 era dimulainya pasar bebas ASEAN
dimana banyak tenaga professional keluar dan masuk ke dalam negeri. Pada masa itu mulai terjadi suatu masa transisi/pergeseran pola kehidupan
masyarakat dimana pola kehidupan masyarakat tradisional berubah menjadi
masyarakat yang maju. Keadaan itu menyebabkan berbagai macam dampak pada aspek
kehidupan masyarakat khususnya aspek kesehatan baik yang berupa masalah
urbanisaasi, pencemaran, kecelakaan, disamping meningkatnya angka kejadian
penyakit klasik yang berhubungan dengan infeksi, kurang gizi, dan kurangnya
pemukiman sehat bagi penduduk. Pergeseran pola nilai dalam keluarga dan umur
harapan hidup yang meningkat juga menimbulkan masalah kesehatan yang berkaitan
dengan kelompok lanjut usia serta penyakit degeneratif.
Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi
peningkatan kesempatan untuk meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi,
peningkatan pendapatan dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hukum dan
menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi
itu berpengaruh kepada pelayanan kesehatan dimana masyarakat yang kritis
menghendaki pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang profesional.
Keadaan ini memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan
dapat memenuhi standart global internasional dalam memberikan pelayanan
kesehatan/keperawatan, memiliki kemampuan professional, kemampuan intelektual
dan teknik serta peka terhadap aspek social budaya, memiliki wawasan yang luas
dan menguasi perkembangan Iptek.
Namun demikian upaya untuk
mewujudkan perawat yang professional di Indonesia masih belum menggembirakan,
banyak factor yang dapat menyebabkan masih rendahnya peran perawat
professional, diantaranya :
1) Keterlambatan pengakuan body of knowledge profesi keperawatan. Tahun 1985
pendidikan S1 keperawatan pertama kali dibuka di UI, sedangkan di negara barat
pada tahun 1869.
2) Keterlambatan pengembangan pendidikan perawat professional.
3) Keterlambatan system
pelayanan keperawatan., ( standart, bentuk praktik keperawatan, lisensi )
Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah
dalam dunia kesehatan akan berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan
bagi tercapainya tujuan kesehatan “ sehat untuk semua pada tahun 2010 “, maka
solusi yang harus ditempuh adalah :
1) Pengembangan
pendidikan keperawatan.
Sistem pendidikan tinggi
keperawatan sangat penting dalam pengembangan perawatan professional,
pengembangan teknologi keperawatan, pembinaan profesi dan pendidikan
keperawatan berkelanjutan. Akademi Keperawatan merupakan pendidikan keperawatan
yang menghasilkan tenaga perawatan professional dibidang keperawatan. Sampai
saat ini jenjang ini masih terus ditata dalam hal SDM pengajar, lahan praktik
dan sarana serta prasarana penunjang pendidikan.
2) Memantapkan system pelayanan perawatan professional
Depertemen Kesehatan RI sampai
saat ini sedang menyusun registrasi, lisensi dan sertifikasi praktik
keperawatan. Selain itu semua penerapan model praktik keperawatan professional
dalam memberikan asuhan keperawatan harus segera di lakukan untuk menjamin
kepuasan konsumen/klien.
3) Penyempurnaan organisasi keperawatan
Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat dan dinamis
serta kemampuan mengakomodasi setiap kepentingan individu menjadi kepentingan
organisasi dan mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatan yang dapat
dirasakan manfaatnya. Restrukturisasi organisasi keperawatan merupakan pilihan
tepat guna menciptakan suatu organisasi profesi yang mandiri dan mampu
menghidupi anggotanya melalui upaya jaminan kualitas kinerja dan harapan akan
masa depan yang lebih baik serta meningkat.
2.5
Pengertian
anak
Seseorang yang belum mencapai umur 21
tahun dan belum menikah. Anak merupakan seseorang yang dilahirkan dalam suatu
keluarga.
2.6
Trend
dan isu keperawatan anak
2.6.1
Imunisasi
Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit infeksi dengan menyuntikkan
vaksin kepada anak sebelum anak terinfeksi. Anak yang diberi imunisasi akan
terlindung dari infeksi penyakit-penyakit .Yang dapat menyebabkan infeksi
sebelum mikroorganisme tersebut memiliki kesempatanuntuk menyerang tubuh kita.
Dengan imunisasi tubuh kita akan terlindungi dari infeksi begitu pula orang
lain. Karena tidak tertular dari kita
v Tujuan Imunisasi
Tujuan dari imunisasi adalah untuk menguranggi angka
penderitaan suatupenyakit yang sangat
membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkankematian pada
penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat di hindari denganimunisasi
yaitu:
1.
Hepatitis.
2.
Campak.
3.
Polio.
4.
Difteri.
5.
Tetanus.
6.
Batuk Rejan.
7.
Gondongan
·
Cacar air
·
TBC
v Macam-Macam
Imunisasi
1.
Imunisasi Aktif.
Adalah kekebalan tubuh yang di dapat seorang karena
tubuh yangsecara aktif membentuk zat antibodi, contohnya: imunisasi polio
ataucampak . Imunisasi aktif juga dapat di bagi dua macam:
a.
Imunisasi aktif alamiah adalah kekebalan tubuh yang
secara ototmatis di peroleh sembuhdari suatu penyakit.
b.
Imunisasi aktif buatanadalah kekebalan tubuh yang di dapat dari vaksinasi yang diberikan
untuk mendapatkan perlindungan dari sutu penyakit.
2.
Imunisasi Pasif
Adalah kekebalan tubuh yang di dapat
seseorang yang zat kekebalantubuhnya di dapat dari luar.Contohnya
Penyuntikan ATC (Anti tetanusSerum).Pada
orang yang mengalami luka kecelakaan. Contah lain adalah:Terdapat pada
bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerimaberbagi jenis antibodi dari
ibunya melalui darah placenta selama masakandungan.misalnya antibodi terhadap
campak. Imunisasi pasif ini dibagi yaitu:
a.
Imunisai pasif alamiahAdalah antibodi yang
di dapat seorang karena di turunkan olehibu yang merupakan orang tua kandung
langsung ketika beradadalam kandungan.
b.
Imunisasi pasif buatan.Adalah kekebalan tubuh yang di
peroleh karena suntikan serumuntuk mencegah penyakit tertentu
v jenis-Jenis
Imunisasi
1.
Imunisai BCG adalah prosuder memasukkan vaksin BCG
yang bertujuanmemberi kekebalan tubuh terhadap kuman mycobakterium tuberculosisdengan cara menghambat penyebaran kuman.
2.
Imunisasi hepatitis B adalah tindakan imunisasi dengan
pemberianvaksin hepatitis B ke tubuh bertujuan memberi kekebalan dari
penyakithepatitis.
3.
Imunisasi polio adalah tindakan memberi vaksin poli
(dalam bentuk oral)atau di kenal dengan nama oral polio vaccine (OPV) bertujuan
memberikekebalan dari penyakit poliomelitis.Imunisasi dapat di berikan empatkali
dengan 4-6 minggu.
4.
Imunisasi DPT adalah merupakan tindakan imunisasi
dengan memberivaksin DPT (difteri pertusis tetanus) /DT (difteri tetanus) pada
anak yang bertujuan memberi kekebalan dari kuman penyakit
difteri,pertusis,dantetanus. Pemberian vaksin pertama pada usia 2 bulan dan
berikutnya dengan interval 4-6 minggu.
5.
Imunisasi campak adalah tindakan imunisasi dengan
memberi vaksin campak pada anak yang bertujuan memberi kekebalan dari penyakit
campak. Imunisasi dapat di berikan pada usia 9 bulan secara subkutan,kemudian
ulang dapat diberikan dalam waktu interval 6 bulanatau lebih setelah suntikan
pertama . ( Asuhan neonatus bayi dan
balita :98-101)
v Mekanisme
Imunisasi Dalam Proses PencegahanPenyakit
Imunisasi bekerja dengan cara merangsang pembentukan antibodi
terhadaporganisme tertentu,tanpa menyebabkan seorang sakit
2.6.2
Atraumatic care
Atraumatic
care
atau asuhan yang tidak menimbulkan trauma pada anak dan keluarganya merupakan
asuhan yang terapeutik karena bertujuan sebagai terapi pada anak. Dasar
pemikiran pentingnya asuhan terpeutik ini adalah bahwa walaupun ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang pediatrik telah berkembang pesat,tindakan
yang di lakukan pada anak tetap menimbulkan trauma, rasa nyeri, marah, cemas,
dan takut pada anak. Sangat di sadari bahwa sampai saat ini belum ada teknologi
yang mengatasi masalah yang timbul sebagai dampak perawatan tersebut. Hal ini
memerlukan perhatian khusus dari tenaga kesehatan, khususnya perawat dalam
melaksanakan tindakan pada anak dan orang tua.
Beberapa buku penelitian menunjukkan
bahwa lingkungan rumah sakit yang dapat menimbulkan trauma bagi anak adalah
lingkungan fisik,tenaga kesehatan baik dari sikap maupun pakaian
putih,alat-alat yang di gunakan,dan lingkungan sosial antar sesama pasein.
Dengan adanya stresor tersebut di stress yang dapat di alami anak adalah
gangguan tidur,pembatasan kreatifitas, perasaaan nyeri, dan suara bising,
sedangkan di stress psikologis mencakup kecemasan, takut, marah, kecewa, sedih
malu dan rasa bersalah.
Atraumatic care adalah bentuk perawatan
terapeutik yang di berikan oleh tenaga kesehatan dalam tatanan pelayanan
kesehatan anak,melalui penggunaan tindakan,yang dapat mengurangi distrek fisik
maupun distrek psikologis yang di alami anak maupun orang tuannya. Autramatic
care bukan satu bentuk intervensi yang nyata terlihat, tetapi memberi perhatian
pada apa, siapa, di mana, mengapa, dan bagaimana, prosedur di lakukan pada anak
dengan tujuan mencegah dan mengurangi stres fisik dan psikologis.
Asuhan yang terapeutik tersebut dapat
dilakukan melalui tindakan pencegahan, penetapan diagnosis, pengobatan, dan
perawatan baik pada kasus akut maupun kronis dengan intervensi mecakup pendekatan
psikologis, misalnya menyiapkan anak dengan prosedur fisik, memberikan
kesempatan pada orang tua untuk terlibat merawat anak dirumah sakit, dan
menciptakan suasana / lingkungan rumah sakit yang aman bagi anak dan orang tua.
Satu hal yang harus jadi perhatian perawat
adalah dampak lingkungan fisik rumah sakit dan perilaku petugas itu sendiri
sering kali menimbulkan trauma pada anak. Lingkungan rumah sakit yang asing
bagi anak dan orang tua dapat menjadi stresor. Demikian juga pakaian seragam
tim kesehatan,yaitu baju seragam putih menjadi stresor bagi anak,sedangkan
orang tua dapat menjadi stres apabila mendapat informasi yang mengejutkan
tentang kondisi penyakit anaknya.
Dapat anda bayangkan bagaimana bila
seorang perawat atau dokter anak datang pada pasien (anak dan keluarganya)
untuk melakukan asuhan keperawatan, tetapi denngan wajah cemburut, masam, dan
tidak ada sapaan ramah sedikitpun. Mungkin sebelum di lakukan tindakan anak sudah
takut dan menangis bahkan tidak mau di dekati. Akan tetapi, bagaiman bila
seorang perawat datang dengan wajah yang manis, tersenyum, dan sapaannya pada
anak demikian menyenangkan, lemah lembut, sambil menawarkan mainan kecil yang
menarik hati.
Dengan demikian,jelas lingkungan fisik
dan psikososial rumah sakit dapat menjadi stresor bagi anak. Selain perilaku
petugasnya,ruang perawatan untuk anak tidak dapat di samakan seperti orang
dewasa. Ruangan tersebut memerlukan dekorasi dengan nuansa anak, seperti adanya
gambar dinding berupa gambar binatang dan /bunga, tirai dan sprie, serta sarung
bantal yang berwarna dan bercorak binatang atau bunga, cat dinding yang
berwarna, serta tangga yang pegangannya berwarna cerah.
2.6.3
Terapi pijat anak-anak maupun bayi
Salah satu hal paling menarik tentang Pijat
adalah bahwa hal itu tidak terbatas pada orang-orang dari
usia tertentu. Orang tanpa memandang usia dan jenis kelamin dapat menuai
manfaat Terapi Pijat. Meskipun praktek ini umumnya digunakan oleh
orang dewasa, orang tua dari Bayi yang lahir baru dan sedikit anak
juga bergabung dengan barisan. Para orangtua secara
aktif mencari bentuk terapi Alternatif dalam rangka untuk memastikan pendidikan yang tepat dari orang yang mereka cintai.
Teknik-teknik untuk terapi pijat alternatif pada umumnya sama untuk bayi maupun Anak-anak.
Namun, perbedaannya terletak pada penanganan yang tepat dan juga dalam besarnya
manfaat yang mereka berikan untuk anak-anak dari berbagai usia.
a. Pijat
pada bayi
Pijat bayi sangat membantu
dalam meningkatkan fisik bayi, emosional, perkembangan mental dan sosial.
Mereka menciptakan ikatan yang kuat antara orangtua dan anak sebagai bayi mendapat terkena rasa sentuhan lembut. Selain itu, sangat
efektif dalam membantu bayi prematur berat keuntungan. Hal ini
meningkatkan perkembangan motorik pada bayi yang terpajan kokain
dan memfasilitasi fungsi pernapasan bayi mengalami asma. Bayi semacam itu
menunjukkan keuntungan positif dalam perilaku dan penurunan hormon kecemasan
dan stres.
Bayi cenderung banyak menangis karena
satu-satunya cara mereka mengekspresikan diri selama
tahap awal masa bayi. Sebuah pijatan lembut dapat menenangkan bayi yang
menangis dan juga meringankan setiap penyakit kolik, peredaran darah dan
pencernaan. Selain itu, membantu orang tua baru menjadi nyaman dengan anak
mereka sehingga merupakan situasi win-win untuk semua orang. Pijat sesi tiga
puluh menit untuk bayi harus menjadi bagian dari rutinitas harian setiap
orangtua.
b. Pijat
pada anak-anak
Pijat anak berbeda dari bayi dalam banyak
cara dan menawarkan banyak manfaat. Perhatian-deficit hyperactivity disorder
juga dikenal sebagai ADHD, adalah gangguan kejiwaan yang
cepat meningkat di kalangan anak-anak. Perkiraan umum menempatkan 3-7% dari
semua anak usia sekolah dan remaja sebagai penderita
ADHD. Studi telah membuktikan terapi pijat sebagai alat yang efektif untuk
melawan gangguan ini. Sebuah penelitian baru mengungkapkan bahwa remaja
laki-laki yang menerima 10-15 menit terapi alternatif pijat setiap hari
menunjukkan peningkatan fokus dan terlalu kelelahan. Mereka juga dinilai
sendiri lebih bahagia dan menunjukkan tanda-tanda luar biasa dari mood positif.
Manfaat Jangka Panjang Terapi
Alternatif
Manfaat lain jangka
panjang dari terapi pijat pediatrik adalah bahwa hal itu merintangi setiap
potensi masalah yang mungkin ditemui anak selama masa dewasanya. Marybetts
Sinclair, salah satu pelopor di pijat pediatrik adalah seorang terapis pijat
dan menulis tentang pengalaman sendiri tentang bekerja dengan orang dewasa. Dia
mencatat bahwa banyak masalah orang dewasa mengalami bisa saja efektif
ditangani dengan terapi pijat selama masa kecil mereka. Memicu poin dari luka
masa kanak-kanak dapat menyebabkan nyeri dan kekakuan otot dalam kehidupan
dewasa. Sebuah cedera lahir yang tak kunjung sembuh pada gilirannya dapat
menyebabkan masalah struktural. Beberapa anak pergi melalui trauma emosional
yang jika tidak ditangani mengikuti mereka dalam kehidupan dewasa mereka. Semua
ini, menurut Sinclair, dapat dicegah melalui terapi pijat alternatif.
2.6.4
Pelayanan kesehatan bagi balita
1)
Pemantauan pertumbuhan balita dengan KMS
KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.
KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.
KMS-Balita menjadi alat yang sangat
bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk memantau tumbuh kembang anak, agar tidak
terjadi kesalahan atau ketidak seimbangan pemberian makan pada anak.
KMS juga dapat dipakai sebagai bahan penunjang bagi petugas kesehatan untuk menentukan jenis tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan dan gizi anak untuk mempertahankan, meningkatkan atau memulihkan kesehatan- nya.
KMS berisi catatan penting tentang pertumbuhan, perkembangan anak, imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak, pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI, pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas/ Rumah Sakit.
KMS juga berisi pesan-pesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang tua balita tenta ng kesehatan anaknya (Depkes RI, 2000).
Manfaat KMS adalah :
KMS juga dapat dipakai sebagai bahan penunjang bagi petugas kesehatan untuk menentukan jenis tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan dan gizi anak untuk mempertahankan, meningkatkan atau memulihkan kesehatan- nya.
KMS berisi catatan penting tentang pertumbuhan, perkembangan anak, imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak, pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI, pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas/ Rumah Sakit.
KMS juga berisi pesan-pesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang tua balita tenta ng kesehatan anaknya (Depkes RI, 2000).
Manfaat KMS adalah :
·
Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat
kesehatan balita secara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan,
pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A,
kondisi kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI.
·
Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang
kesehatan anak
·
Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh
petugas untuk menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.
2)
Pemberian Kapsul Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata ( agar dapat melihat dengan baik ) dan untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya tahan tubuh, jaringan epitel, untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan infeksi lain.
Upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak mengalami kekurangan terhadap Vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun. (Depkes RI, 2007)
Vitamin A terdiri dari 2 jenis :
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata ( agar dapat melihat dengan baik ) dan untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya tahan tubuh, jaringan epitel, untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan infeksi lain.
Upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak mengalami kekurangan terhadap Vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun. (Depkes RI, 2007)
Vitamin A terdiri dari 2 jenis :
·
Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada
bayi yang berusia 6-11 bulan satu kali dalam satu tahun
·
Kapsul vitamin A merah ( 200.000 IU ) diberikan kepada
balita
Kekurangan vitamin A disebut juga dengan xeroftalmia ( mata kering ). Hal ini dapat terjadi karena serapan vitamin A pada mata mengalami pengurangan sehingga terjadi kekeringan pada selaput lendir atau konjungtiva dan selaput bening ( kornea mata ).
Pemberian vitamin A termasuk dalam program Bina Gizi yang dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan setiap 6 bulan yaitu bulan Februari dan Agustus, anak-anak balita diberikan vitamin A secara gratis dengan target pemberian 80 % dari seluruh balita. Dengan demikian diharapkan balita akan terlindungi dari kekurangan vitamin A terutama bagi balita dari keluarga menengah kebawah.
Kekurangan vitamin A disebut juga dengan xeroftalmia ( mata kering ). Hal ini dapat terjadi karena serapan vitamin A pada mata mengalami pengurangan sehingga terjadi kekeringan pada selaput lendir atau konjungtiva dan selaput bening ( kornea mata ).
Pemberian vitamin A termasuk dalam program Bina Gizi yang dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan setiap 6 bulan yaitu bulan Februari dan Agustus, anak-anak balita diberikan vitamin A secara gratis dengan target pemberian 80 % dari seluruh balita. Dengan demikian diharapkan balita akan terlindungi dari kekurangan vitamin A terutama bagi balita dari keluarga menengah kebawah.
3)
Pelayanan Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup :
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup :
a.
Penimbangan berat badan
b.
Penentuan status pertumbuhan
c.
Penyuluhan
d.
Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan
pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang, apabila
ditemukan kelainan, segera ditunjuk ke Puskesmas.
4)
manajemen terpadu balita sakit
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara menyeluruh. MTBS bukan merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara menatalaksana balita sakit. Kegiatan MTBS merupakan upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di unit rawat jalan kesehatan dasar (Puskesmas dan jaringannya termasuk Pustu, Polindes, Poskesdes, dll).
Bila dilaksanakan dengan baik, pendekatan MTBS tergolong lengkap untuk mengantisipasi penyakit-penyakit yang sering menyebabkan kematian bayi dan balita di Indonesia. Dikatakan lengkap karena meliputi upaya preventif (pencegahan penyakit), perbaikan gizi, upaya promotif (berupa konseling) dan upaya kuratif (pengobatan) terhadap penyakit-penyakit dan masalah yang sering terjadi pada balita. Badan Kesehatan Dunia WHO telah mengakui bahwa pendekatan MTBS sangat cocok diterapkan negara-negara berkembang dalam upaya menurunkan angka kematian, kesakitan dan kecacatan pada bayi dan balita.
Kegiatan MTBS memliliki 3 komponen khas yang menguntungkan, yaitu:
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara menyeluruh. MTBS bukan merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara menatalaksana balita sakit. Kegiatan MTBS merupakan upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di unit rawat jalan kesehatan dasar (Puskesmas dan jaringannya termasuk Pustu, Polindes, Poskesdes, dll).
Bila dilaksanakan dengan baik, pendekatan MTBS tergolong lengkap untuk mengantisipasi penyakit-penyakit yang sering menyebabkan kematian bayi dan balita di Indonesia. Dikatakan lengkap karena meliputi upaya preventif (pencegahan penyakit), perbaikan gizi, upaya promotif (berupa konseling) dan upaya kuratif (pengobatan) terhadap penyakit-penyakit dan masalah yang sering terjadi pada balita. Badan Kesehatan Dunia WHO telah mengakui bahwa pendekatan MTBS sangat cocok diterapkan negara-negara berkembang dalam upaya menurunkan angka kematian, kesakitan dan kecacatan pada bayi dan balita.
Kegiatan MTBS memliliki 3 komponen khas yang menguntungkan, yaitu:
a.
Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam
tatalaksana kasus balita sakit (selain dokter, petugas kesehatan non-dokter
dapat pula memeriksa dan menangani pasien asalkan sudah dilatih).
b.
Memperbaiki sistem kesehatan (perwujudan
terintegrasinya banyak program kesehatan dalam 1 kali pemeriksaan MTBS).
c.
Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam
perawatan di rumah dan upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit
(meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan kesehatan).
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Trend dan isu keperawatan adalah sesuatu
yang sedang dibicarakan banyak orang tentang praktek/ mengenai keperawatan baik
itu berdasarkan fakta maupun tidak, trend dan isu tentunya menyangkut tentang
aspek legal dan etis keperawatan.
Trend dan isu keperawatan anak
1. Imunisasi
Imunisasi
adalah upaya pencegahan penyakit infeksi dengan menyuntikkan vaksin kepada anak
sebelum anak terinfeksi. Anak yang diberi imunisasi akan terlindung dari
infeksi penyakit-penyakit
2. Atraumatic care
atau asuhan yang tidak menimbulkan trauma pada anak dan keluarganya merupakan
asuhan yang terapeutik karena bertujuan sebagai terapi pada anak
3. Terapi
pijat anak-anak maupun bayi
4. Pelayanan
kesehatan bagi balita
3.2 Saran
Dalam menyikapi tren dan isu keperawatan anak yang
beredar, mahasiswa keperawatan harus mampu memberikan kemampuan terbaik dalam
pelayanan kesehatan. Sehingga masyarakat lebih nyaman dan dapat menerima tren
dan isu mengenai keperawatan anak untuk mendapat kesehatan yang lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Supartini,
yupi.2004.buku ajar konsep dasar keperawatan anak.jakarta:EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar